Saya sebelumnya adalah pelanggan hidung belang setiap ada ANU baru dipromosikan di Facebook. Saya benar-benar senang, puas dan tentu juga surr habis. Karena selalu saja ada pesan di inbox akun Facebook saya bila ada ANU baru. Dalam sekejap saya bisa mengintip siapa dan seperti apa orangnya. Dan …. Terutama seperti apa lekuk lembah ANUnya.
Dalam hitungan jam kemudian saya akan segera terbang menuju lokasi ANU yang sudah dijanjikan. Begitu mudah, begitu dekat. Dunia seakan sudah dilipat dalam hitungan jam, menit bahkan detik.
Itulah gaya hidup baru di Abad TI. Abad cyberspace. Di Kota Maya Metropolitan Internet. Sebuah fenomena Hiperealitas Media. Hanya melalui Facebook, hasrat libido seksualitas para penggila ANU tersalur bak lebah memburu sarangnya. Lagi-lagi hanya gara-gara Facebook.
Tapi kini, sejak isu Facebook akan gulung kasur, maka ranjang para ANU pun juga terancam gulung kasur.
Lalu benarkah omzet ratusan bisnis pelacuran terancam jika Facebook benar-benar tutup 15 Maret 2011 mendatang? Dimana titik-titik lokasi pelacuran itu berada? Siapa pemilik dan germonya? Dan berapa pengunjung yang berhasil mereka sedot setiap hari melalui Facebook? Dan benarkah saya salah satu pelanggannya? Ah … tidak baik jika hanya menggunakan prasangka.
No comments:
Post a Comment