Mari menjelajah lembah baliem, tempat tinggal suku Dani yang memiliki budaya hidup bertani namun gemar berperang.
Di lembah inilah setiap tahunnya diadakan Festival Lembah Beliem yaitu festival yang diadakan untuk merayakan datangnya hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Inilah festival festival yang menjadi ajang bagi berbagai desa suku Dani untuk memperagakan kembali berbagai kasus perang antara kampung yang menjadi bagian hidup masyarakatsuku Dani di masa lalu. Tentunya lengkap dengan lemparan tombak dan saling tembak panah yang menjadi atraksi menarik.
Dalam festival akbar ini, sekitar seribu lebih warga suku Dani dari tujuh kecamatan akan hadir. Bahkan masyarakat Yali dari Abenaho yang berada di luar Lembah Baliem pun turut hadir dan memeragakan penyebab dan taktik perang. Lapangan luas yang menjadi lokasi festival Lembah Baliem adalah tempat mereka memperagakan atraksi perangnya. Sesaat perang dimulai maka yang terlihat adalah lemparan-leamaparan tombak serta jeritan khas suku Dani.
Awalnya pesta rakyat ini di gunakan untuk menyalurkan adat perang, dan kini terus berkembang menjadi ajang pariwisata. Alasannya agar penyelesaian konflik antar suku tidak lagi dilakukan dengan peperangan . tarian pearang menjadi atraksi yang menarik dan paling seru. Lempar-lempar semakin tipis melesetnya. Panah bertebangan tinggi melewati kepala penonton di tepi lapangan. Lari makin cepat, merunduk makin rendah. Namun semuanya menjadi pengalaman yang menarik untuk di kenang.
Menari bukan, so bagi yang ingin merasakan keindahan dan berbagai tempat di sekitar Lembah Baliem seperti Hotel, pengunungan dan masih banyak lagi.
No comments:
Post a Comment