KESUKSESAN seseorang terjaring sebagai kandidat ataupun pekerja di sebuah perusahaan terletak pada job interview yang dilewatinya. Jawaban yang sederhana namun tepat sasaran menjadi kuncinya. Apakah Anda sudah memersiapkannya?
Menjawab pertanyaan secara teknis dan memberikan jawaban yang tepat mungkin terdengar konyol, tapi sebenarnya jawaban seperti itulah yang sesungguhnya menjadi kriteria lolosnya seseorang dalam “job interview”. Sering kali banyak orang memikirkan bahwa pertanyaan dalam “job interview” sebatas pertanyaan simpel dan bersifat umum. Padahal, tak jarang sang perekrut pun sering memberikan pertanyaan di luar dugaan Anda.
Nah, apakah Anda sudah memiliki kesiapan jawaban atas pertanyaan rumit tersebut? Jika belum, ini dia contekannya seperti ditulis Idiva.
Apakah Anda merasa qualified untuk posisi ini?
Biasanya pertanyaan ini sering terdengar ketika Anda melewati wawancara kerja. “Perekrut mungkin mengkhawatirkan kalau Anda adalah tipe kutu loncat yang baru masuk kerja dan tak lama kemudian meninggalkannya karena bosan,” kata konsultan SDM, Deepti Goenka.
Cara menjawab: Katakan pada perekrut bahwa Anda menyadari tuntutan dari posisi yang ditawarkan. Jelaskan pula kalau pengalaman dan keahlian Anda akan memberikan nilai tambahan yang sangat bermanfaat bagi posisi dan perusahaan tersebut. Jangan lupa untuk meyakinkan kembali kalimat tersebut pada perekrut setelah semua prosesi wawancara usai atau sebelum Anda bergegas meninggalkan ruangan.
Mengapa Anda ingin mengubah pekerjaan Anda?
Pertanyaan ini muncul dikarenakan kebanyakan dari kita tidak ingin meninggalkan pekerjaan saat ini. Karenanya kita pun harus siap menjawab pertanyaan ini. Menurut Goenka, “Pewawancara ingin Anda memahami apakah Anda sangat bergantung dengan pekerjaan lama atau tidak.”
Cara menjawab: Berikan sedikit kejujuran yang dibalut dengan bahasa yang diplomaits. Misalnya, utarakan keinginan bahwa Anda ingin meninggalkan pekerjaan Anda saat ini bukan karena tawaran gaji semata, tapi lebih kepada peluang yang lebih baik.
Apa yang Anda pikirkan dari struktur perusahaan Anda sebelumnya?
Dengan pertanyaan ini pewawancara hanya ingin tahu dan meyakinkan apakah Anda berhenti dari perusahan tersebut dengan cara yang buruk atau sesungguhnya Anda memang memiliki hubungan yang baik dengan mereka meskipun sudah tidak bekerja dalam instansi tersebut.
Cara menjawab: Anda tidak perlu dengan detail menjelaskannya terlebih menampilkan sisi keburukan terhadap atasan atau rekan kerja Anda. “Ini hanya akan memberi kesan buruk terhadap Anda,” kata Goenka.
Ceritakan tentang diri sendiri
Menceritakan tentang diri sendiri tak berarti curhat tentang kesukaan Anda secara personal. Ingat, pewawancara hanya ingin mengetahui alasan dan akurasi mengapa dia perlu mempekerjakan Anda. Jadi, meskipun Anda pikir pertanyaan tersebut terdengar mudah, sebenarnya hal tersebut bisa menjadi sulit karena kalimatnya terkesan samar. Jadi berhati-hatilah dalam memberikan jawaban.
Cara menjawab: Pastikan Anda memiliki daftar kualifikasi dan prestasi Anda sebagai bahan pembicaraan yang dapat dipromosikan terhadap pewawancara. Di luar itu, kemukakan semuanya dengan bahasa yang singkat namun padat berisi,” saran Anjali Dhawan, konsultan human relation.
Mengapa Anda ingin bekerja di sini?
Ini bukan saat yang tepat untuk menggurui pewawancara atau menyanjung perusahaan tersebut. Pertanyaan tersebut dilontarkan pewawancara karena dia ingin mencari tahu sejauhmana Anda mengetahui tentang perusahaan tersebut dan apa yang sedang Anda cari dengan pekerjaan yang ditawarkannya tersebut.
Cara menjawab: Hindari sanjungan dan kalimat-kalimat berlebihan yang jauh dari fakta. Dhawan berkata, “Anda harus melakukan penelitian terhadap perusahan tersebut sebelum Anda menceritakannya di depan pewawancara, khususnya seputar ritme kerja dan perkembangan perusahaan tersebut. Kemukakan secara singkat tentang perusahaan tersebut dari informasi yang Anda himpun baik dari internet, teman, atau sumber lainnya.”
Setelah Anda siap dengan trik untuk menjawab pertanyaan tersebut, saatnya untuk menampilkan kesan yang baik. Ingat, lakukan selalu latihan dalam mengemukakan jawaban sebelum Anda menghadapi sesi wawancara secara nyata.
Menjawab pertanyaan secara teknis dan memberikan jawaban yang tepat mungkin terdengar konyol, tapi sebenarnya jawaban seperti itulah yang sesungguhnya menjadi kriteria lolosnya seseorang dalam “job interview”. Sering kali banyak orang memikirkan bahwa pertanyaan dalam “job interview” sebatas pertanyaan simpel dan bersifat umum. Padahal, tak jarang sang perekrut pun sering memberikan pertanyaan di luar dugaan Anda.
Nah, apakah Anda sudah memiliki kesiapan jawaban atas pertanyaan rumit tersebut? Jika belum, ini dia contekannya seperti ditulis Idiva.
Apakah Anda merasa qualified untuk posisi ini?
Biasanya pertanyaan ini sering terdengar ketika Anda melewati wawancara kerja. “Perekrut mungkin mengkhawatirkan kalau Anda adalah tipe kutu loncat yang baru masuk kerja dan tak lama kemudian meninggalkannya karena bosan,” kata konsultan SDM, Deepti Goenka.
Cara menjawab: Katakan pada perekrut bahwa Anda menyadari tuntutan dari posisi yang ditawarkan. Jelaskan pula kalau pengalaman dan keahlian Anda akan memberikan nilai tambahan yang sangat bermanfaat bagi posisi dan perusahaan tersebut. Jangan lupa untuk meyakinkan kembali kalimat tersebut pada perekrut setelah semua prosesi wawancara usai atau sebelum Anda bergegas meninggalkan ruangan.
Mengapa Anda ingin mengubah pekerjaan Anda?
Pertanyaan ini muncul dikarenakan kebanyakan dari kita tidak ingin meninggalkan pekerjaan saat ini. Karenanya kita pun harus siap menjawab pertanyaan ini. Menurut Goenka, “Pewawancara ingin Anda memahami apakah Anda sangat bergantung dengan pekerjaan lama atau tidak.”
Cara menjawab: Berikan sedikit kejujuran yang dibalut dengan bahasa yang diplomaits. Misalnya, utarakan keinginan bahwa Anda ingin meninggalkan pekerjaan Anda saat ini bukan karena tawaran gaji semata, tapi lebih kepada peluang yang lebih baik.
Apa yang Anda pikirkan dari struktur perusahaan Anda sebelumnya?
Dengan pertanyaan ini pewawancara hanya ingin tahu dan meyakinkan apakah Anda berhenti dari perusahan tersebut dengan cara yang buruk atau sesungguhnya Anda memang memiliki hubungan yang baik dengan mereka meskipun sudah tidak bekerja dalam instansi tersebut.
Cara menjawab: Anda tidak perlu dengan detail menjelaskannya terlebih menampilkan sisi keburukan terhadap atasan atau rekan kerja Anda. “Ini hanya akan memberi kesan buruk terhadap Anda,” kata Goenka.
Ceritakan tentang diri sendiri
Menceritakan tentang diri sendiri tak berarti curhat tentang kesukaan Anda secara personal. Ingat, pewawancara hanya ingin mengetahui alasan dan akurasi mengapa dia perlu mempekerjakan Anda. Jadi, meskipun Anda pikir pertanyaan tersebut terdengar mudah, sebenarnya hal tersebut bisa menjadi sulit karena kalimatnya terkesan samar. Jadi berhati-hatilah dalam memberikan jawaban.
Cara menjawab: Pastikan Anda memiliki daftar kualifikasi dan prestasi Anda sebagai bahan pembicaraan yang dapat dipromosikan terhadap pewawancara. Di luar itu, kemukakan semuanya dengan bahasa yang singkat namun padat berisi,” saran Anjali Dhawan, konsultan human relation.
Mengapa Anda ingin bekerja di sini?
Ini bukan saat yang tepat untuk menggurui pewawancara atau menyanjung perusahaan tersebut. Pertanyaan tersebut dilontarkan pewawancara karena dia ingin mencari tahu sejauhmana Anda mengetahui tentang perusahaan tersebut dan apa yang sedang Anda cari dengan pekerjaan yang ditawarkannya tersebut.
Cara menjawab: Hindari sanjungan dan kalimat-kalimat berlebihan yang jauh dari fakta. Dhawan berkata, “Anda harus melakukan penelitian terhadap perusahan tersebut sebelum Anda menceritakannya di depan pewawancara, khususnya seputar ritme kerja dan perkembangan perusahaan tersebut. Kemukakan secara singkat tentang perusahaan tersebut dari informasi yang Anda himpun baik dari internet, teman, atau sumber lainnya.”
Setelah Anda siap dengan trik untuk menjawab pertanyaan tersebut, saatnya untuk menampilkan kesan yang baik. Ingat, lakukan selalu latihan dalam mengemukakan jawaban sebelum Anda menghadapi sesi wawancara secara nyata.
No comments:
Post a Comment